Jangan berlari pada waktu
Seringkali, kita mengatakan “waktu akan menyelesaikannya”, hanya untuk lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa suatu masalah itu terasa terlau berat untuk kita hadapi. Karena itu, kita tidak lagi ingin menghadapi masalah itu, dan beralasan waktu akan menyelesaikannya. Padahal, seringkali juga saat kita seperti itu, waktu tidak menyelesaikan masalah kita.
Pada akhirnya, saat masalah itu kembali terbakar(baca: memanas), kita akan kebingungan kembali, merasa masalah gak pernah ada selesainya, merasa kita yang paling menderita, dan selalu menjadi korban. Dan, kembali lagi, kita menyerahkannya pada waktu. Walaupun, kita tahu, dan pernah merasakan bahwa itu percuma dan hanya akan mengulangi kesalahan yang sama, dengan bebat yang lebih berat pastinya. Dan, pasti, saat itu pun kita tidak akan mampu mengatasinya, karena pasti akan lebih berat, dan kompleks ditambah dengan masalah-masalah lainnya yang juga muncul seiring waktu. Yang saat ini aja tidak bisa menyelesaikannya, apalagi nanti?
Padahal, kita pasti tahu, tidak akan ada masalah yang selesai kalau tidak ada yang menyelesaikannya. Tetapi tetap saja, sepertinya kita pura-pura tidak tahu. Padahal kita tahu, bahwa hidup itu pasti akan selalu berkembang menjadi lebih maju, dan berarti juga menjadi lebih kompleks dan masalah yang kita hadapi pun semakin bertambah dan semakin berat. Tapi, kenapa tetap saja tidak menyelesaikan masalahnya sekarang, dan menyerahkannya pada “masa yang akan datang”, padahal masa itu pasti akan jauh lebih sulit bagi kita.
Apakah kita menunggu segalanya hancur, baru kita sadari itu? Apakah kita harus menunggu “waktu” kita habis, untuk menyadari itu?Apakah baru saat kita merasakan “penderitaan tak berujung”, baru kita menyesal?Menyesal dan menyesal? Masihkah kita tetap menyerahkannya pada waktu dan lepas tangan terhadap masalah kita?