Pages

Kamis, 15 Desember 2011

Kita memang butuh waktu

Kita memang butuh waktu
Kita memang butuh waktu untuk menyelesaikan segala permasalahan kita. Tetapi, bukanlah waktu yang melakukannya. Waktu hanya sarana, untuk menyelesaikan permasalahan kita. Bukan penyelesaian atas segala masalah kita. Tidak ada masalah yang akan selesai dengan waktu, justru akan semakin besar semakin berlalunya waktu.

Waktu menjadi begitu penting dalam penyelesaian masalah kita dan memberikan kita kesempatan. Jika kita berusaha untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, waktu dapat membuat masalah kita semakin berat dan rumit, jika kita hanya menunggu waktu. Waktu bisa menjadi “jinak”, jika kita memanfaatkannya dengan baik. Tetapi akan menjadi begitu “liar” saat kita hanya membiarkannya dan “menyerahkan diri” kita padanya.

Jangan berlari pada waktu

Jangan berlari pada waktu

Seringkali, kita mengatakan “waktu akan menyelesaikannya”, hanya untuk lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa suatu masalah itu terasa terlau berat untuk kita hadapi. Karena itu, kita tidak lagi ingin menghadapi masalah itu, dan beralasan waktu akan menyelesaikannya. Padahal, seringkali juga saat kita seperti itu, waktu tidak menyelesaikan masalah kita.

Pada akhirnya, saat masalah itu kembali terbakar(baca: memanas), kita akan kebingungan kembali, merasa masalah gak pernah ada selesainya, merasa kita yang paling menderita, dan selalu menjadi korban. Dan, kembali lagi, kita menyerahkannya pada waktu. Walaupun, kita tahu, dan pernah merasakan bahwa itu percuma dan hanya akan mengulangi kesalahan yang sama, dengan bebat yang lebih berat pastinya. Dan, pasti, saat itu pun kita tidak akan mampu mengatasinya, karena pasti akan lebih berat, dan kompleks ditambah dengan masalah-masalah lainnya yang juga muncul seiring waktu. Yang saat ini aja tidak bisa menyelesaikannya, apalagi nanti?

Padahal, kita pasti tahu, tidak akan ada masalah yang selesai kalau tidak ada yang menyelesaikannya. Tetapi tetap saja, sepertinya kita pura-pura tidak tahu. Padahal kita tahu, bahwa hidup itu pasti akan selalu berkembang menjadi lebih maju, dan berarti juga menjadi lebih kompleks dan masalah yang kita hadapi pun semakin bertambah dan semakin berat. Tapi, kenapa tetap saja tidak menyelesaikan masalahnya sekarang, dan menyerahkannya pada “masa yang akan datang”, padahal masa itu pasti akan jauh lebih sulit bagi kita.

Apakah kita menunggu segalanya hancur, baru kita sadari itu? Apakah kita harus menunggu “waktu” kita habis, untuk menyadari itu?Apakah baru saat kita merasakan “penderitaan tak berujung”, baru kita menyesal?Menyesal dan menyesal? Masihkah kita tetap menyerahkannya pada waktu dan lepas tangan terhadap masalah kita?

Waktu bukan penyembuh


Waktu bukan penyembuh
Bagi sebagian orang, waktu adalah penyembuh luka. Tapi, benarkah itu?Benarkah luka kita benar-benar sembuh, tanpa bekas, tanpa ada lagi rasa sakit??Kenyataannya?TIDAK!! Luka tidak akan sembuh dengan sendirinya jika kita hanya membiarkan dan menyerahkannya pada waktu. Mungkin, kita bisa melupakan sejenak adanya luka itu, tapi luka itu tidak akan sembuh dengan sendirinya. Luka itu hanya diam, bercokol, mungkin sedang menunggu waktu dan pemicunya. Jika luka itu kembali muncul, maka rasanya tidak akan sama lagi seperti pertama kita terluka. Luka itu justru akan terasa lebih menyakitkan. Bahkan mungkin tanpa kita sadari, luka itu membesar.Dan,  membuat kita “gila”, juga tanpa kita sadari.

Waktu Kita

Seringkali kita berkata, “biar saja waktu yang menyelesaikan masalah”.  Banyak orang yang menyerahkan penyelesaian masalahnya pada waktu. Tapi, bisakah waktu menyelesaikan semua masalah kita?Karena pada kenyataannya, waktu jugalah yang “membuat” masalah kita semakin runyam dan melebar.

Waktu Bukan Penyelesaian 
Kita memang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah kita. Tapi, masalah itu tidak akan pernah terselesaikan jika tidak ada tekad dari kita untuk menyelesaikan masalah. Justru, saat kita menyerahkan begitu saja masalah kita pada waktu, maka waktu justru akan membuatnya semakin runyam dan sulit.

Lihat saja, adakah masalah yang dibiarkan begitu saja dapat selesai dengan sendirinya?Dapatkah korupsi di Indonesia, ujian akhir kita, diskriminasi, atau masalah-masalah pribadi kita, selesai hanya dengan menyerahkannya pada waktu??Justru saat kita menyerahkan segalanya pada waktu, maka masalah korupsi akan semakin merajalela dan canggih, ujian akhir kita akan hancur, diskriminasi semakin subur, dan masalah-masalah pribadi kita semakin bertambah dan bercokol kuat dalam kehidupan kita.

Lingkaran Waktu Yang Tiada Berujung

Lingkaran Waktu Yang Tiada Berujung
Betapa hebatnya waktu mengatur kita. Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.

Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang,semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.
Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.
 

Blog Template by BloggerCandy.com